MAKALAH IPS BENCANA
TUGAS IPS BENCANA
NAMA :
KELAS :
NO
ABSEN :
Tanah longsor
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah
suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai
tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum
kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi
yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya
yang turut berpengaruh:
- erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
- lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
- gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
- gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
- getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
- berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
Tsunami
Dari Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
.
Tsunami yang menghantam Malé, Maladewa pada 26 Desember
2004
Tsunami (bahasa
Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah
berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang
tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian
dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000
km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di
laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa
oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan
gelombang
tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah
meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk
hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang
terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material
yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak
negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan
Yunani bernama Thucydides
merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun
hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim.
Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
geologi, geografi, dan oseanografi
pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa
kondisi meteorologis, seperti badai
tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami
yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai
ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan
tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah
menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah
di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning
Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami
pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera
Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS)
yang akan berpusat di Indonesia.
Banjir Jakarta 2013
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar
Negeri Marty Natalegawa meninjau banjir di kompleks
Istana Negara yang mencapai betis orang dewasa..
Banjir
Jakarta 2013 adalah
bencana banjir
yang melanda Jakarta
dan sekitarnya pada pertengahan Januari
2013 yang menyebabkan Jakarta dinyatakan dalam keadaan darurat. Banjir ini
sebenarnya sudah dimulai sejak Desember
2012, dan baru mencapai puncaknya pada Januari 2013.
[sunting] Penyebab
Selain
curah
hujan yang tinggi sejak Desember 2012, sistem drainase yang
buruk, dan jebolnya berbagai tanggul di wilayah Jakarta, banjir ini juga disebabkan
meningkatnya volume 13 sungai yang melintasi Jakarta. Tercatat
Bogor[1],
Bekasi[2],
Depok[3],
dan Tangerang[4]
juga mengalami hal yang sama pada masa ini.
[sunting] Curah hujan
Hingga
pertengahan Januari 2013, Jakarta tercatat mencapai rekor curah hujan hingga
250-300mm, melebihi kondisi Banjir Jakarta 2002
yang mencapai 200mm, namun masih di bawah kondisi Banjir Jakarta 2007 yang mencapai 340mm.[5][6]
Kepala
BPPT, Tri Handoko Seto, menyatakan bahwa gelombang atmosfer, angin muson,
dan osilasi diurnal
menyebabkan tingginya curah hujan ini. Massa udara dari laut China selatan dan
India bergerak ke selatan menuju pusat tekanan rendah di Australia. Massa udara
ini kemudian mengalami pembelokan di sekitar Jakarta, akibat tekanan rendah di
Samudera Indonesia, di sebelah barat daya Jakarta. [7]
[sunting] Masalah drainase
Tingginya
curah hujan di kawasan bisnis MH Thamrin membuat jalanan tergenang pada tanggal
22 Desember, mulai dari Sarinah, Sabang hingga Monumen Nasional.[8]
. Kepala Dinas PU DKI Jakarta, Ery Basworo, menyatakan
tingginya curah hujan sebagai penyebab buruknya genangan dan menyangkal adanya
masalah drainase dan sampah. Buruknya genangan disebabkan pompa yang telah
disediakan tidak mampu mengimbangi tingginya aliran air yang hendak dipindahkan
ke Kanal Banjir Barat. [9]
Namun
pendapat ini dibantah oleh Kementerian
Pekerjaan Umum melalui Menteri Djoko
Kirmanto, yang menegaskan masalah sampah yang menyumbat drainase dan
menghalangi aliran air menuju pompa yang telah terpasang. Kementerian Pekerjaan
Umum juga menjanjikan alokasi dana hingga 18 Triliun rupiah untuk mengatasi
masalah banjir di Jakarta. [10]
Hal
ini diperkuat lagi oleh fakta bahwa gorong-gorong
di sekitar wilayah tersebut yang ternyata hanya berukuran 60 sentimeter, dan
belum pernah dibangun lagi semenjak tahun 1970an. Inisiatif Gubernur DKI
Jakarta, Joko
Widodo untuk memeriksa drainase di Jalan MH Thamrin, membuat hal tersebut
terungkap kepada publik dan akhirnya memunculkan ide untuk membangun Smart Tunnel untuk membantu
mempercepat mengalirnya air ke laut. [11]
Kebakaran liar
Kebakaran di Gunung San Bernardino, California (gambar
diambil dari International Space Station)
Kebakaran
hutan, kebakaran
vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi
di alam liar, tetapi juga dapat
memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum
termasuk petir, kecerobohan manusia,
dan pembakaran.
Musim
kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama
kebakaran hutan besar.
Kebakaran
hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari
sebuah sinonim
dari Api
Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan
sebagai senjata maritim
[sunting] Penyebab
Penyebab
Kebakaran hutan, antara lain:
- Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
- Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
- Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
- Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
- Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
0 comments:
Post a Comment